persib

http://www.youtube.com/watch?v=0UX4PARRsIA&feature=player_embedded

Sabtu, 10 Oktober 2009

foto me&friend




Minggu, 20 September 2009

JADWAL PERSIB

Putaran I
Minggu, 11 Oct 2009, PSM vs Persib
Rabu 14 OCT 2009, Persiba vs Persib
TC TIMNAS : 15 – 21 Oct 2009
Sabtu 21 Nov 2009, Persib vs Pelita Jaya
Selasa 24 Nov 2009, Persib vs Persitara
Minggu 29 Nov 2009, Persipura vs Persib
Rabu 2 Des 2009, Persiwa vs Persib
Minggu 6 Des 2009, Persib vs Persela
Rabu 9 Des 2009, Persib vs Persijap
Sabtu 12 Des 2009, Sriwijaya FC vs Persib
Sabtu 19 Des 2009, Arema vs Persib
Rabu 23 Des 2009, Persema vs Persib
TC TIMNAS : 26 Des 2009 – 6 Jan 2010
Sabtu 9 Jan 2010, Persib vs Persija
Selasa 12 Jan 2010, Persib vs PSPS
Sabtu 16 Jan 2010, Persisam vs Persib
Selasa 19 Jan 2010, Bontang FC vs Persib
Sabtu 23 Jan 2010, Persib vs Persebaya
Selasa 26 Jan 2010, Persib vs Persik

Putaran II
Minggu 7 Feb 2010, Persebaya vs Persib
Sabtu 13 Feb 2010, Persik vs Persib
Selasa 16 Feb 2010, Persib vs Persisam
Sabtu 20 Feb 2010, Persib vs Bontang FC
Minggu 28 Feb 2010, Persija vs Persib
Rabu 3 Mar 2010, PSPS vs Persib
Minggu 14 Mar 2010, Persib vs Arema
Rabu 17 Mar 2010, Persib vs Persema
Minggu 4 Apr 2010, Persela vs Persib
Rabu 7 Apr 2010, Persijap vs Persib
Minggu 18 Apr 2010, Pelita Jaya vs Persib
Rabu 21 Apr 2010, Persitara vs Persib
Minggu 2 Mei 2010, Persib vs Persiwa
Rabu 5 Mei 2010, Persib vs Persipura
Minggu16 Mei 2010, Persib vs Sriwijaya FC
Rabu 26 Mei 2010, Persib vs PSM
Minggu 30 Mei 2010, Persib vs Persiba

Catatan : Jadwal masih bisa berubah.

Senin, 31 Agustus 2009

persib hidup lagy

Umuh Muchtar Direktur Baru PT PBB

22 July 2009 dilihat 1,716 kali 5 Comments

Mantan Wakil Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, secara resmi menggantikan Chandra Solehan sebagai direktur umum PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB). Hal tersebut merupakan hasil rapat Pembentukan pengurus baru PT PBB di Pendopo Bandung, Rabu (22/7/2009). Dengan demikian, masalah pendanaan Persib akan diserahkan secara penuh kepada pengurus PT PBB yang baru.

“Masalah pendanaan untuk persib akan diusahakan oleh PT PBB dan companynya, pokoknya siap, seluruh pembiayaan beres,” kata Dada kepada wartawan saat konferensi pers usai Rapat Pembentukan Kepengurusan PT PBB yang baru di Pendopo Balai Kota Bandung, Rabu 22 Juli 2009.

Dada juga menyebutkan, telah ada 6 pihak yang menyampaikan kedediaannya membantu pendanaan Persib Bandung. Berdasarkan informasi yang diperoleh wartawan, keenam orang yang menyampaikan kesediannya untuk membantu Persib diantaranya Viking, Yayasan Asaso, Telkomsel, BNI life Insurance, dan Specs.

“Dananya sudah disiapkan oleh Umuh, ada 6 pihak yang sudah menyampaikan ingin membantu persib, ya kalo bisa diperbanyak lagi, lebih banyak lebih bagus,” jelasnya.

Pentolan Viking, Yana Bool, optimis Persib bisa masuk ke LSI di bawah kepemimpinan Umuh Muchtar. Viking juga berharap Umuh bisa mengambil pemain-pemain dan pelatih yang bagus untuk bisa membawa Persib juara pada musim depan nanti. Yana optimis dengan kepemimpinan Umuh yang baru saja dipercaya untuk menduduki posisi Direktur Utama PT PBB.

“Kalau dilihat dari rapat tadi, kita juga udah tau kinerja Pak Umuh seperti apa, jadi kami optimis kedepan Persib bisa lebih baik,” tuturnya.

“Sekarang buat kita yang penting Persib bisa ikut LSI dulu,” kata Yana kepada detikbandung saat ditemui usai rapat Pembentukan pengurus baru PT PBB di Pendopo Bandung, Rabu (22/7/2009).(GP/Detik.com)

Senin, 15 Juni 2009










Sabtu, 30 Mei 2009

sejarah pesib

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.

Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.

Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.

Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R.Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.

Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.

Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.

Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.

Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.

foto pertandingan persib





pemain persib